Keanekaragaman hayati di cagar biosfer giam siak kecil-bukit batu (gsk-bb) sangat beragam. Satu di antaranya adalah pohon mahang. Namun sayangnya, keberadaan mahang kini menjadi objek pembalakan liar.
Mahang adalah jenis kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ia menjadi objek pembalakan liar. Sebab, selain bernilai ekonomi yang tinggi. Mahang juga memiliki manfaat yang besar. Diantaranya sebagai bahan bangunan, plywood, papan, rangka pintu, jendela, korek api, moulding dan pulp. Jenis kayunya yang keras serta awet, membuat mahang banyak dicari untuk diproduksi. Maka dari itu, jenis kayu Macaranga motleyana banyak diburu oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Kayu yang satu keluarga dengan Euphorbiaceae ini memiliki area penyebaran yang cukup luas. Diantaranya, Sumatera (GSK-BB), Jawa dan Kalimantan. Kemungkinan banyak dari analisa vegetasi belum dikenal baik oleh masyarakat, sehingga pemanfaatannya belum maksimal.
hak polisi hutaan cagar biosfer meningkatkan kemanan dengan mengadakan pengecekkan rutin terhadap kawasan-kawasan di cagar biosfer yang rawan pembalakan liar. R.A Diah Sulistio Ningrum beserta ke lima teman-temannya, tidak sengaja melihat kejadian yang sungguh miris tersebut selepas mengadakan penelitian di perbatasan kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) tersebut.
”Untuk saat ini, pihak polisi hutan BBKSDA Riau beserta kawanannya, masih akan terus meningkatkan penjagaan guna mengantisipasi pembalakan liar itu lagi. Sebab, mahang tersebut merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang dilindungi,”ujar Diah, biasa ia dipanggil, yang melihat langsung lokasi pembakalakan liar tersebut saat bercerita kepada GSJ, Senin lalu.
Ia juga menambahkan, polisi hutan BBKSDA beserta masyarakat juga meningkatkan kerjasama demi menjaga keamanan kawasan hutan cagar biosfer lebih ketat lagi, agar tidak ada pengrusakan alam di cagar biosfer yang memiliki 14 tasik unik tersebut.(Pia-GSJ/News)
0 komentar:
Posting Komentar