Jumat, 19 Agustus 2011

Informasi Iklim Dukung Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim


“Pada tahun ini, Presiden Republik Indonesia telah mengeluarkan Inpres No. 5/2011 tentang Ketahanan Produksi Padi menghadapi Kejadian Iklim Ekstrim dan Desiminasi Peringatan Dini Iklim Ekstrim.  Instruksi ini menunjukkan perhatian khusus Pemerintah Indonesia dan tanngap cepat (quick response) terhadap isu iklim”kata Dr. Ir. Sri Woro B. Harijono, M. Sc, Kepala BMKG saat memberikan sambutan pada acara Internasional Workshop Climate Information Services in Supporting Adaptation and Mitigation to Climate Change in Agriculture and Forestry Sectors untuk yang ke-3 kalinya sejak tahun 2009 di Hotel JW Marriot Jakarta. Pada sambutannya, Sri Woro mengeluarkan sebuah kalimat yang menyadarkan kita bahwa perubahan iklim telah terjadi, sedang terjadi, dan akan berlangsung.

“Tidak ada ketahanan pangan tanpa keamanan iklim, ini merupakan fakta yang terjadi saat ini,” kata Prof. Dr. Bustanul Arifin dari Universitas Negeri Lampung. Lebih lanjut, Ia mengatakan perubahan iklim mengakibatkan musim hujan dan kemarau tidak dapat diprediksi sehingga mengakibatkan ketahanan pangan terganggu. 

Sementara Dr. M. S Kaban. M. Si, mengatakan Gas rumah kaca karbon dioksida telah meningkatkan  konsentrasinya sebesar 35% dibandingkan dengan era pra-industri.  Peningkatan gas rumah kaca disebabkan oleh emisi gas dari pembakaran fosil sebesar 67 % dan 20 % emisi dari penebangan hutan dan degradasi hutan di negara berekembang setiap tahunnya. 

Workshop ini akan dilakasanakan selama dua hari Selasa (26/7) hingga Rabu (27/7) lalu yang dihadiri perwakilan instansi pemerintah, para ilmuwan dari perguruan tinggi, LSM dan pelaku industri serta para peneliti dari luar negeri. Pembicara dari Indonesia berasal dari instansi pemerintah dan perguruan tinggi antara lain BMKG, LAPAN, Kementrian Pertanian, Kementrian Kehutanan, ITB, IPB, UI, Universitas Tadulako, sedangkan pembicara dari luar negeri adalah para ahli  di bidang perubahan iklim yang terkait dengan sektor pertanian dan kehutanan antara lain dari Jepang, Belanda, Filipina, dan Australia.

Pada workhop tahun 2011 ini, difokuskan pada pelayanan informasi iklim dalam mendukung adaptasi dan mitigasi menghadapi perubahan iklim pada sektor-sektor pertanian dan kehutanan, terutama untuk menyiapkan kalender tanam dan kesesuaian tanaman sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Sedangkan pada sektor kehutanan yakni dukungan data iklim bagi pelaksanaan program Indonesian National Carbon Accounting System (INCAS) dan monitoring aktivitas Fire Danger Rating System (FDRS).

0 komentar: