Kali ini berbicara soal penelitian dan pendidikan tentang bagaimana memngembangkan sumber daya hutan rawa gambut yang menjadi ciri khas dari cagar biosfer Giam Siak Kecil – Bukit Batu (GSK BB). Berkaitan dengan konservasi keanekaragaman hayati Cagar Biosfer GSK-BB, memang diperlukan pengamatan jangka panjang tentang dinamika hutan rawa gambut. Baik inventarisasi jenis perlu dilakukan secara berkala untuk menggali seluruh potensi dan sekaligus untuk memantau perubahan-perubahan yang terjadi. Dan juga dinamika fungsi hutan perlu di pantau dan dikaji secara menerus untuk melihat bagaimana responsnya terhadap fenomena alam yang terjadi, termasuk perubahan iklim. Semua bentuk kajian mengenai gatra struktur dan komposisi hutan, fungsi, status, keanekaragaman jenis, serta pengetahuan tentang penggunaan, budidaya, dan teknologi pemanfaatan keanekaragaman hayati perlu terus digali terutama untuk mengoptimalkan pendayagunaannya secara lestari dalam upaya pengembangannya.
“ Dan untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut di atas layak dibangun stasiun penelitian di Desa Tasik Betung dan pembangunan kebun sumber daya hayati (bundayati) di Siak Sri Indrapura maupun Kota Bengkalis, sebagai wahana konservasi ex-situ untuk mengkaji berbagai pontensi keanekaragaman hayati yang tedapat dalam area inti Cagar Biosfer GSK-BB. Hal tersebut dilakukan, agar dapat difungsikan sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan pemberdayaan hutan rawa gambut tersebut,” jelas sumber tersebut.
Selain berperan dalam pengembangan pariwisata, cagar biosfer GSK-BB juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan sumberdaya alam. Sebagai kawasan unik yang mempunyai perwakilan ekosistem rawa hutan gambut dengan ciri “tasik”nya serta masyarakat di sekitarnya yang masih mempunyai budaya dekat dengan alam adalah tempat yang ideal sebagai wahana pendidikan sumberdaya alam. Dengan berbagai keanekaragam flora dan faunanya, kawasan ini menyediakan bahan-bahan pendidikan bagi para pemuda, pelajar, mahasiswa maupun masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang keanekaragaman hayati dengan berbagai gatra biologi dan ekologinya.
Pendidikan dan penelitian sumber daya hutan rawa gambut dengan stasiun penelitian di lapangan merupakan ciri khas kedua dari Cagar Biosfer GSK-BB, dan merupakan fungsi pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Hal tersebut menunjang keberlangsungan perkembangan keanekaragaman hayati tetap lestari dan terjaga kehidupannya.
“ Dan untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut di atas layak dibangun stasiun penelitian di Desa Tasik Betung dan pembangunan kebun sumber daya hayati (bundayati) di Siak Sri Indrapura maupun Kota Bengkalis, sebagai wahana konservasi ex-situ untuk mengkaji berbagai pontensi keanekaragaman hayati yang tedapat dalam area inti Cagar Biosfer GSK-BB. Hal tersebut dilakukan, agar dapat difungsikan sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan pemberdayaan hutan rawa gambut tersebut,” jelas sumber tersebut.
Selain berperan dalam pengembangan pariwisata, cagar biosfer GSK-BB juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan sumberdaya alam. Sebagai kawasan unik yang mempunyai perwakilan ekosistem rawa hutan gambut dengan ciri “tasik”nya serta masyarakat di sekitarnya yang masih mempunyai budaya dekat dengan alam adalah tempat yang ideal sebagai wahana pendidikan sumberdaya alam. Dengan berbagai keanekaragam flora dan faunanya, kawasan ini menyediakan bahan-bahan pendidikan bagi para pemuda, pelajar, mahasiswa maupun masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang keanekaragaman hayati dengan berbagai gatra biologi dan ekologinya.
Pendidikan dan penelitian sumber daya hutan rawa gambut dengan stasiun penelitian di lapangan merupakan ciri khas kedua dari Cagar Biosfer GSK-BB, dan merupakan fungsi pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Hal tersebut menunjang keberlangsungan perkembangan keanekaragaman hayati tetap lestari dan terjaga kehidupannya.
0 komentar:
Posting Komentar