Kebiasaan masyarakat yang tinggal di GSK BB memang patut kita contoh. Sebab, keharmonian mereka dengan alam tergambarkan dengan cara mereka tidk merusak alam. Segala sesuatu yang mereka lakukan seperti memasak, tidak menggunakan kompor dengan bahan bakar minyak apalagi menggunakan kompor gas, tetapi mereka menggunakan tungku yang mereka buat dari tanah. Sehingga nyaman digunakan dan tidak merusak lingkungan tempat tinggal mereka.
Selain ramah lingkungan, tungku yang mereka buat dengan cara membuat lubang di tanah menciptakan sebuah inovasi yang bagus. Karena hal tersebut sejalan dengan program pemerintah untuk melakukan penghematan energi. Saat kita singgah di zona inti cagar biosfer ini, sejenak kita mengintip aktifitas kaum ibu-ibu yang memasak menggunakan tungku sederhana. Memang sekilas terlihat tidak memungkinkan digunakan sebagai alat memasak di era modern saat ini, tapi sepintas memutar balik kehidupan zaman dahulu yang tekstur pola hidupnya tidak jauh dari alam. Berbeda dengan kondisi kita saat ini, pola hidup kita telah jauh dari alam dan cenderung merusak alam.
Dan dari kebiasaan masyarakat GSK BB, kembali memberikan pelajaran berharga bagi kita yang tinggal di kota. Agar lebih bersahaja melakukan sesuatu hal yang tidak merusak alam. Toh, penghematan energi dengan menggunakan tungku dari tanah juga akan menghasilkan komentar positif, sebab tidak ada yang dirugikan jika dibandingkan dengan menggunakan kompor gas atau kompor rumah yang menggunakan bahan bakar minyak yang berbahaya bagi kita sendiri dan juga alam. Penghematan energi yang dilakukan masyarakat GSK BB terlihat dari pemakaian tungku tanah tersebut, bukan karena tidak mampu untuk menggunakan kompor minyak atau pun kompor gas. Namun terlihat amat jelas bahwa mereka membiasakan hidup dengan pola kesederhanaan.
Dengan adanya partisipasi kita untuk menjaga alam, tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk melakukan kebiasaan hidup seperti masyarakat yang tinggal di GSK BB. Hemat energi dengan memanfaatkan sumber alam tanpa ada yang dirugikan dan merugikan. Alam pun tetap terjaga kondisinya. Beruntung masyarakat GSK BB yang tinggal dekat dengan sumber penghidupan yang sangat harmonis dengan alam (Pia/GSJ/NEW)
Selain ramah lingkungan, tungku yang mereka buat dengan cara membuat lubang di tanah menciptakan sebuah inovasi yang bagus. Karena hal tersebut sejalan dengan program pemerintah untuk melakukan penghematan energi. Saat kita singgah di zona inti cagar biosfer ini, sejenak kita mengintip aktifitas kaum ibu-ibu yang memasak menggunakan tungku sederhana. Memang sekilas terlihat tidak memungkinkan digunakan sebagai alat memasak di era modern saat ini, tapi sepintas memutar balik kehidupan zaman dahulu yang tekstur pola hidupnya tidak jauh dari alam. Berbeda dengan kondisi kita saat ini, pola hidup kita telah jauh dari alam dan cenderung merusak alam.
Dan dari kebiasaan masyarakat GSK BB, kembali memberikan pelajaran berharga bagi kita yang tinggal di kota. Agar lebih bersahaja melakukan sesuatu hal yang tidak merusak alam. Toh, penghematan energi dengan menggunakan tungku dari tanah juga akan menghasilkan komentar positif, sebab tidak ada yang dirugikan jika dibandingkan dengan menggunakan kompor gas atau kompor rumah yang menggunakan bahan bakar minyak yang berbahaya bagi kita sendiri dan juga alam. Penghematan energi yang dilakukan masyarakat GSK BB terlihat dari pemakaian tungku tanah tersebut, bukan karena tidak mampu untuk menggunakan kompor minyak atau pun kompor gas. Namun terlihat amat jelas bahwa mereka membiasakan hidup dengan pola kesederhanaan.
Dengan adanya partisipasi kita untuk menjaga alam, tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk melakukan kebiasaan hidup seperti masyarakat yang tinggal di GSK BB. Hemat energi dengan memanfaatkan sumber alam tanpa ada yang dirugikan dan merugikan. Alam pun tetap terjaga kondisinya. Beruntung masyarakat GSK BB yang tinggal dekat dengan sumber penghidupan yang sangat harmonis dengan alam (Pia/GSJ/NEW)
0 komentar:
Posting Komentar