MERAUP RUPIAH DARI SILAIS DAN BAUNG

Ikan selais dan baung dapat dimanfaatkan sebagai komoditi. Kedua jenis ikan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai komoditas ekonomi. Masyarakat Desa Tamiang Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis dan Desa Tasik Betung Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak, melihat potensi tersebut sebagai penambah pendapatan mereka. .

Sosialisasikan Cagar Biosfer Lewat Blog

CAGAR Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CB GSK-BB) kini juga disosialisasikan melalui media internet. Tentunya di era kemajuan teknologi ini akses tercepat untuk mendapatkan informasi adalah melalui internet.

Tingkatkan Program Budidaya di Cagar Biosfer'

Suatu kawasan akan mempunyai kontribusi bagi manusia, apabila budidayanya baik. Karena dengan adanya budidaya itulah suatau kawasan dapat berkembang. Demikian halnya yang dilakukan oleh Sinarmas Forestry (SMF) terhadap Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB).

Riau Miliki Pengolahan Air Gambut Terbesar

BUKITBATU (RP)- APAG 60 atau Alat Pengolaan Air Gambut 60 yang dipasang di Tanjungleban, Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau merupakan alat pengolahan air gambut terbesar di Indonesia

SAM KEHUTANAN RESMIKAN SEKRETARIAT CAGAR BIOSFER

GSKBB - Staf Ahli Menteri (SAM) Kehutanan Dr Agus Mulyono meresmikan pemakaian Sekretariat Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (GSKBB).

Jumat, 19 Agustus 2011

Informasi Iklim Dukung Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim


“Pada tahun ini, Presiden Republik Indonesia telah mengeluarkan Inpres No. 5/2011 tentang Ketahanan Produksi Padi menghadapi Kejadian Iklim Ekstrim dan Desiminasi Peringatan Dini Iklim Ekstrim.  Instruksi ini menunjukkan perhatian khusus Pemerintah Indonesia dan tanngap cepat (quick response) terhadap isu iklim”kata Dr. Ir. Sri Woro B. Harijono, M. Sc, Kepala BMKG saat memberikan sambutan pada acara Internasional Workshop Climate Information Services in Supporting Adaptation and Mitigation to Climate Change in Agriculture and Forestry Sectors untuk yang ke-3 kalinya sejak tahun 2009 di Hotel JW Marriot Jakarta. Pada sambutannya, Sri Woro mengeluarkan sebuah kalimat yang menyadarkan kita bahwa perubahan iklim telah terjadi, sedang terjadi, dan akan berlangsung.

“Tidak ada ketahanan pangan tanpa keamanan iklim, ini merupakan fakta yang terjadi saat ini,” kata Prof. Dr. Bustanul Arifin dari Universitas Negeri Lampung. Lebih lanjut, Ia mengatakan perubahan iklim mengakibatkan musim hujan dan kemarau tidak dapat diprediksi sehingga mengakibatkan ketahanan pangan terganggu. 

Sementara Dr. M. S Kaban. M. Si, mengatakan Gas rumah kaca karbon dioksida telah meningkatkan  konsentrasinya sebesar 35% dibandingkan dengan era pra-industri.  Peningkatan gas rumah kaca disebabkan oleh emisi gas dari pembakaran fosil sebesar 67 % dan 20 % emisi dari penebangan hutan dan degradasi hutan di negara berekembang setiap tahunnya. 

Workshop ini akan dilakasanakan selama dua hari Selasa (26/7) hingga Rabu (27/7) lalu yang dihadiri perwakilan instansi pemerintah, para ilmuwan dari perguruan tinggi, LSM dan pelaku industri serta para peneliti dari luar negeri. Pembicara dari Indonesia berasal dari instansi pemerintah dan perguruan tinggi antara lain BMKG, LAPAN, Kementrian Pertanian, Kementrian Kehutanan, ITB, IPB, UI, Universitas Tadulako, sedangkan pembicara dari luar negeri adalah para ahli  di bidang perubahan iklim yang terkait dengan sektor pertanian dan kehutanan antara lain dari Jepang, Belanda, Filipina, dan Australia.

Pada workhop tahun 2011 ini, difokuskan pada pelayanan informasi iklim dalam mendukung adaptasi dan mitigasi menghadapi perubahan iklim pada sektor-sektor pertanian dan kehutanan, terutama untuk menyiapkan kalender tanam dan kesesuaian tanaman sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Sedangkan pada sektor kehutanan yakni dukungan data iklim bagi pelaksanaan program Indonesian National Carbon Accounting System (INCAS) dan monitoring aktivitas Fire Danger Rating System (FDRS).

70 Bangunan Daftar Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan

Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 70 bangunan sudah mendaftar untuk disertifikasi sebagai Bangunan Ramah Lingkungan, kata Ketua Green Building Council of Indonesia (GBCI) Naning Adiwoso.

"Sudah 70 bangunan yang mendaftar dan 30 di antaranya sedang dalam proses sertifikasi," kata Naning usai peluncuran Sistem Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan di Jakarta, Jumat.
Sistem Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan tersebut diluncurkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta.

GBCI ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup sebagai Lembaga Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan yang pertama di Indonesia yang telah memenuhi persyaratan untuk diregistrasi kompetensinya.

Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan menerapkan penghematan energi karena menggunakan sumberdaya energi alternatif yang terbarukan dan penggunaan produk-produk ramah lingkungan.

Menurut Naning, sertifikasi bangunan ramah lingkungan mempunyai keuntungan jangka panjang yaitu pengurangan biaya.

Beberapa bangunan yang sedang dalam proses sertifikasi adalah gedung Kementerian Pekerjaan Umum mampu menghemat energi hingga 38 persen dan Kedutaan Besar Austria mampu menghemat energi hingga 42 persen dan Grand Indonesia menghemat energi sampai 30 persen.

Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Imam S Ernawi mengatakan, energi yang penggunaannya paling tinggi adalah untuk pengatur suhu udara di gedung yang mencapai 57 persen lalu disusul industri dan transportasi.

Menurutnya, dalam UU Nomor 28/2002 tentang Bangunan Gedung sudah diatur mengenai bangunan ramah lingkungan. Kementerian PU juga sudah berupaya konkrit melalui peraturan perundang-undangan, sosialisasi maupun bantuan teknis.

"Dengan sertifikasi bangunan ramah lingkungan dapat mengambil bagian dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, mengemat energi, hemat air dan memberi dampak positif bagi kesehatan penghuninya," kata Imam.

Gerakan Penanaman Kembali Mulai Meningkat

Bogor (ANTARA News) - Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan mengatakan gerakan penanaman pohon kembali semakin menunjukkan hasil positif, di mana kesadaran masyarakat di sejumlah daerah untuk melakukan gerakan penanaman mulai marak.

Tahun ini, gerakan menanam kembali telah dilakukan di 23 provinsi di seluruh Indonesia, dan pada 2013 nanti gerakan menanam pohon sudah digalakkan untuk seluruh kabupaten di Indonesia.

"Alhamdulillah, kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali sudah mulai tumbuh. Beberapa daerah sudah memprogramkan gerakan penanaman pohon. Diharapkan gerakan ini sudah sampai di level kabupaten pada 2013 mendatang," kata Menteri Kehutanan dalam acara peninjauan Kebun Pembibitan Sejuta Pohon milik Paguyuban Budiasi, di Jalan Raya Kedungmanggu Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Menteri Zulkifli mengatakan, gerakan penanaman kembali perlu terus digalakkan, mengingat kondisi hutan Indonesia saat ini banyak yang rusak akibat perambahan.

Menurut dia, jika gerakan tersebut terus dilaksanakan tidak menutup kemungkinan dalam waktu 10 tahun masyarakat Indonesia memiliki kesadaran untuk menghijaukan negerinya.

"Korea saja butuh 30 tahun untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat hingga bisa hijau seperti saat ini. Kita berharap dengan gerakan yang intens dan dukungan semua pihak, 10 tahun ini kita kembangkan bibit, selanjutnya kita bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menanam," kata Zulkifli.

Ia juga menyebutkan bahwa kementeriannya telah menjalin kerjasama dengan TNI, Koramil dalam melakukan pembibitan dan penanaman.

Menurut Menteri, kerjasama bersama TNI dalam hal pembibitan dan penanaman cukup sukses, karena disiplin TNI yang mampu menggalakkan gerakan penanaman di daerah-daerah lain.

Peran swast juga sangat diharapkan dalam pengembangan pembibitan dan penanaman pohon.

Sejauh ini, masih menurut Menhut, kesadaran masyarakat di wilayah Jawa untuk penanaman sudah cukup tinggi. Namun, dibeberapa wilayah seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, gerakan pembibitan dan penanaman masih tergolong aneh.

"Lewat kerjasama semua pihak ini bisa kita sosialisasikan dan kembangkan. Agar kesadaran menanam dan pembibitan bisa serentak dilakukan oleh masyarakat," demikian Menteri Zulkifli.

Selasa, 16 Agustus 2011

Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina

Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Hutan Riau sedang mengalami proses kehilangan yang cukup luas akibat dari perubahan fungsi hutan dan dikonversi untuk berbagai tujuan diantaranya untuk pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan sawit, pertambangan dan pemukiman. Namun demikian, di beberapa kawasan masih terdapat hutan yang relatif luas yang perlu dijaga, selain kawasan konservasi seperti Taman Nasional Tesso Nilo,Taman Nasional Bukit Tigapuluh, dan lainnya. Salah satu kawasan hutan tersebut terdapat di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. 

Pengelolaan sumberdaya hutan berbasis masyarakat merupakan salah satu alternatif dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang saat ini sedang mengalami keterpurukan, sebagai akibat akumulasi dari kesalahan pengurusan di masa lalu. Pengelolaan pengurusan yang sektoral dan sentralistik dan tidak memperhatikan prinsip pengelolaan berkelanjutan penyumbang kerusakan kawasan hutan kita. Mengganti sistem yang akan memberikan alternatif ataupun sistem yang selama ini digunakan, bukanlah hal yang mudah dan dapat dipahami secara keseluruhan. Namun untuk kepentingan dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan, prasyarat utama yang tidak bisa ditawar lagi adalah pilihan terhadap sistem pengelolaan yang dapat memenuhi aspek ekonomi, ekologi dan equity. Bangkitnya pilihan baru dalam pembangunan kehutanan juga disebabkan oleh pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah tidak cukup mampu memenuhi prasyarat utama tersebut. 

Pengelolaan hutan berbasis masyarakat berarti mendorong akses masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan secara mandiri dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Juga mengandung arti bahwa masyarakat dengan segala kemampuan yang ada mengatur pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu status penguasaan atas lahan menjadi sangat penting dalam pengembangan kehutanan masyarakat. Berangkat dari berbagai persoalan yang selama ini dihadapi masyarakat yang hidup di kawasan pinggiran hutan, para tokoh masyarakat dan ninik mamak serta pemangku adat di sekitar kawasan hutan ulayat di Desa Buluh Cina sepakat untuk menjadikan kawasan hutan sebagai perekat bagi keutuhan masyarakat dalam suatu kebersamaan.

Maret 2004 lalu, ninik mamak, pemerintahan desa dan ketua Lembaga Musyawarah Besar (LMB) Buluh Cina menyerahkan lahan ulayat seluas 1.000 ha kepada Gubernur Riau. Penyerahan ini diiringi harapan bahwa pemerintah Kabupaten Kampar dapat membangunkan kebun kelapa sawit seluas 1.500 ha dalam satu hamparan yang berada di bagian selatan tanah ulayat yang diserahkan. Harapan lainnya adalah pemerintah dapat membangun sarana dan pra sarana di kawasan hutan sehingga memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian masyarakat adat pemilik hutan ulayat tersebut. Kekhawatiran melihat kondisi hutan di wilayah Riau yang semakin lama semakin habis merupakan salah satu faktor yang mendorong masyarakat Buluh Cina untuk melindungi kawasan hutan tersebut. Berlandaskan pada pemikiran bahwa jika tidak dijaga, maka hutan mereka pun akan habis untuk itu perlu dukungan dari pihak Pemerintah Daerah Riau sebagai landasan hukum formal untuk memperkuat tujuan dan keinginan masyarakat tersebut. 

Harapan ini pun disambut oleh pemerintah provinsi Riau dengan menjadikan kawasan tersebut menjadi taman wisata alam. Hutan Buluh Cina merupakan Hutan Produksi Terbatas yang sebagian kawasan hutan ini telah diubah dan ditunjuk menjadi Kawasan Taman Wisata Alam dengan Keputusan Gubernur Riau Nomor 468/IX/2006 tanggal 6 September 2006 tentang penunjukan kelompok hutan Buluh Cina di Kabupaten Kampar Provinsi Riau seluas 1.000 Ha sebagai kawasan taman wisata alam. 

Sebagai lembaga yang bergerak di bidang konservasi, maka WWF Indonesia sangat mendukung langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Lembaga Musyawarah Besar
tersebut. Awal mula keterlibatan WWF dalam mendukung upaya yang dilakukan oleh masyarakat di desa Buluh Cina dimulai sekitar tahun 2004-2005, ketika bpk. Makmur Hendrik (Ketua Lembaga Musyawarah Adat Nuluh Cina) bertemu dengan manajemen yayasan WWF Indonesia. Dalam kesempatan itu, bp Makmur Hendrik mengutarakan niatnya meminta dukungan lembaga konservasi dalam upaya pelestarian hutan ulayat
masyarakat. Langkah in kemudian dilanjutkan oleh WWF Program Riau pada September 2006 dengan melakukan pertemuan dengan ketua dan para pemuka adat Buluh Cina Kenegerian Enam Tanjung beserta masyarakat di desa Buluh Cina.

Guna menunjang pengelolaan kawsan taman wisata alam tersebut diperlukan
pengamanan dan pembangunan sarana dan prasarana. Pengelolaan kawasan yang efektif dilakukan bertujuan untuk menjamin dan memelihara keutuhan keberadaan kawasan dan ekosistemnya, potensi dan nilai-nilai keanekaragaman tumbuhan, satwa, komunitas, ekosistem penyusun kawasan, pemanfaatan kawasan secara optimal, lestari dan bijaksana untuk kepentingan kegiatan penelitian, pendidikan dan pariwisata alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Kerjasama yang bergulir kemudian antara WWF dan masyarakat Buluh Cina adalah berupa bantuan operasional dan infrasrtuktur yang mendukung upaya perlindungan kawasan hutan tersebut. selain itu, WWF dan pihak masyarakat Buluh Cina bersepakat untuk membentuk gugus tugas pengamanan kawasan hutan ulayat di kawasan hutan wisata tersebut sesuai tugas pokok dan fungsi lembaga yang terlibat. Satuan tugas akan melibatkan masyarakat desa terutama kaum pemuda dibawah bimbingan lembaga adatnya.

Giam Siak Kecil – Bukit Batu Biosphere Reserve

The Biosphere was named Giam Siak Kecil – Bukit Batu since it is an area combined from around 72,255 ha of production forest managed by Sinar Mas Forestry, 84,967 ha of Giam Siak Wildlife Reserve and 21,500 ha of Bukit Batu Wildlife Reserve.

It is located in two Regencies, namely Bengkalis and Siak in the Province of Riau, Sumatera, Indonesia with altitudes ranging from 0 to 50 meters above sea level and is predominantly peat swamp forest. There are 80 villages located in and around the Giam Siak Kecil – Bukit Batu Biosphere Reserve with a total population of 237, 763 (2006 population cencus). Twelve of the villages are located in the buffer zone and the others are in the transition zone. The main community income comes from agriculture wit rubber, palm oil and rice paddy as the commodities. The reserve covers a gross area of 705,271 hectares spanning a wide range of land use types.

Regarding the biodiversity resources, Giam Siak Kecil –Bukit Batu, as part of the forests of Sumatera, hold one of the worlds’ greatest traesures of biodiversity, with 189 species, 113 genera, and 59 families of flora. From those 59 families, 29 species are listed under IUCN as follows: 8 endangered species, 2 vulnerable species, 1 near threatened species, 7 protected species, and 11 less concerned species. Furthermore, 3 orchid species are in CITES Appendix 1; these are Acryopsis cf.javanica, Cymbium sp., and Gramatophyllum speciosum. Ramin (Gonystylus bancanus) is also listed in CITES Appendix 2.

In term of fauna, 10 species are listed in CITES Appendix 1; Sun bear (Helarctos malayanus), Tapir (Tapirus indicus), Sumatran elephant (Elephas maximus), Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae), Sinyulong (Tomistoma schegelii), Hornbill (Buceros bicornis), etc.; and 26 species are listed in CITES Appendix 2.

The reserve also has a diversity of habitats having various elevation gradients and different soil types which include wetlands, peat swamp forests, and alluvial bench  forests. The area is remote with limited human development and expansion. Thus access is difficult which kept it unspoiled and truly unique.

Senin, 15 Agustus 2011

50 Tips Untuk Menjadikan Bumi Kita Tempat yang Lebih Baik

Sebenarnya kita tidak memerlukan perubahan yang radikal untuk membantu bumi ini menjadi lebih bersahabat. Ubahlah beberapa rutinitas yang dapat menurunkan “Jejak karbon kita.” Yang pada akhirnya akan mengehemat uang kita juga. Tetapi yang terpenting adalah kita memberikan anak cucu kita tempat yang lebih baik untuk ditinggali.

1. Makanan dan Minuman
Kurangi konsumsi daging – bervegetarian adalah yang terbaik.
2. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar.
3. Beli produk lokal, hasil pertanian lokal sangat murah dan juga sangat
menghemat energi, terutama jika kita menghitung energi dan biaya
transportasinya.
4. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik digunakan berulang-
ulang dengan menjaga kebersihannya.
5. Beli dalam kemasn besar, untuk menghemat sumber daya kemasan.
6. Matikan oven beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup,
maka panas tersebut tidak akan hilang.
7. hindari fast food.
8. Bawa tas yang bisa dipakai ulang.
9. Gunakan gelas yang bisa dicuci.
10. Berbelanjalah dilingkungan sekitar.
11. Tanam pohon setiap ada kesempatan.
12. Turunkan suhu AC.
13. Gunakan timer untuk menghindari lupa mematikan AC.
14. Gunakan pemanas air tenaga surya.
15. Matikan lampu tidak terpakai dan jangan tinggalkan air menetes.
16. Gunakan lampu hemat energi.
17. Maksimalkan pencahayaan dari alam.
18. Hindari posisi stand by pada elektronik.
19. Jika pengisian batrai sudah penuh, segera cabut.
20. Kurangi waktu dalam membuka lemari es.
21. Jangan membeli bunga potong.
22. Potong makanan dalam ukuran yang lebih kecil.
23. Gunakan air dingin untuk mencuci dan cucilah dalam jumlah banyak.
24. Gunakan deterjen dan pembersih ramah lingkungan.
25. Gunakan ulang perabotan.
26. Donasikan mainan yang sudah tidak pantas untuk umur anak.
J
27. ika menggunakan deodorant atau produk-produk semprot lainnya, jangan
menggunakan aerosol.

28. Makan sianng dikantor.
29. Gunakan kertas lebih sedikit.
30. Matikan peralatan kantor.
31. Gunakan e-banking.
32.Bagi industri, mulailah menggunakan sumber energi yang dapat diperbaharui
(tenaga angin, air, api, surya )
B
33. erlibur akan sangat meningkatkan jejak karbon. Terutama jika dilakukan
menggunakan pesawat.
34. Kurangi perjalanan bisnis.
35. Gunakan handuk hotel lebih dari satu hari, akan menghemat salah satu sumber
daya terpenting, yaitu air dan juga mengurangi pencemaran akibat deterjen yang
dipakai.
G
36. unakan mobil antar jemput untuk anak sekolah, hal ini akan sangat
mengurangi beban BBM, sopir, dan cicilan kendaraan.
37. Kecil itu indah dan hemat.
38.Ganti bahan bakar, gunakan bahan bakar alami atau yang dapat diperbaharui
(bio solar dan bio pertamax).
39. Cek tekanan angin ban dan jadwal service.
40. Sewa mobil saat diperlukan.
41. Matikan mesin saat menunggu di sekolah atau saat terjadi kemacetan total.
42.Berbagilah ! carilah rekan kerja, teman yang area kerjanya sejalan dengan
tujuan kerja kita. Kita bisa berbagi biaya perjalanan.
43. Belajarlah cara mengemudi yang baik.
44. Go rechargeable, gunakan peralatan dengan baterai yang bisa diisi ulang.
45. Utamakan hemat energi saat membeli peralatan elektronik.
46. Gunakan lebih lama, jangan mudah beganti alat elekronik yang memiliki fungsi
sama.
47. Cleaner, greener, meaner meskipun masih lebih mahal, produk kebersihan yang
ramah lingkungan sudah mulai hadir di supermarket.
48. Pastikan rumah anda memiliki sirkulasi udara yang baik.

49. ntuk kesegaran ruangan, tempatkan tumbuhan yang bisa hidup di dalam
ruangan, akan sangat membantu kesegaran lingkungan.

50. ntuk penanganan barang beracun, segera hubungi dinas kebersihan atau
lingkungan di lingkungan masing-masing.

Jumat, 12 Agustus 2011

AURI, Aman dan Asri untuk dilewati

Aktivitas masyarakat Riau, Pekanbaru khususnya tak jauh dari kendaraan, baik roda dua mapun roda empat. Pemproduksian kendaraan kini pun semakin meningkat seiring permintaan konsumen, khususnya roda dua. Bayangkan jika dalam waktu setahun sekali produksi meng-out 1.000 unit roda dua, sedangkan kebutuhan bahan bakar sehari saja 1 liter. Tidak terhitung berapa liter bahan bakar habis selama setahun masa produksi kendaraan roda dua. Itu baru roda dua saja, belum lagi kalau roda empat yang kebutuhan bahan bakarnya lebih besar lagi. Apa hubungannya pemproduksian kendaraan, penggunaan bahan bakar dengan kondisi lingkungan pada saat ini. Jelas saja ada hubungannya, asap yang keluar dari kendaraan berasal dari bahan bakar yang digunakan secara berlebihan. Akibatnya, asap kendaraan tersebut lepas keudara. Namun, udara yang kita hirup akan terasa sehat dan bersih jika di filter oleh tanaman atau pohon yang tumbuh disetiap sudut jalan. Tapi berbeda kenyataannya saat ini, melihat dikiri dan kanan alan raya sangat jarang sekali terlihat pohon atau tanaman yang sengaja ditanam untuk memfilter udara yang tercemar akibat asap kendaraan. Mungkin bisa dihitung berapa jumlah jalan yang nyaman dilewati, salah satunya adalah kompleks AURI. Jalan alternatif yang menghubungkan jalan Jendral Sudirman dengan Adi Sucipto menuju jalan HR. Subrantas Panam.

Bagi masyarakat yang biasa melewati jalan ini, saat ditanya Duta Cagar Biosfer mengapa mereka melewati kompleks AURI tersebut, mereka menjawab ”Selain sejuk, bersih, aman dan nyaman jalan ini juga asri, sepanjang jalan di kompleks ini ditumbuhi pohon yang menjulang tinggi, jika lewat siang hari bisa terhindar dari panas, berbeda dengan jalan raya yang begitu macet dan panas, pokoknya tidak nyaman” tutur sumber itu.” Sekilas komentar dari pengendara yang melintasi kawasan AURI sebagai jalan alternatif tersebut menggambarkan ketidaknyamanan mereka terhadap kondisi lingkungan saat ini. Udara yang panas dan tidak sehat serta macet menjadi alasan utama mereka melewati AURI setiap harinya. Seribu pohon yang ditanam belum cukup untuk menetralisir udara panas saat ini, karena masih ada hal lain yang harus diperhatikan lagi. Kembali lagi, pemproduksian kendaraan khususnya roda dua. Karena hal tersebut sangat berhubungan dengan lingkungan, dan lingkungan juga sangat berhubungan dengan manusia.

Hubungan timbal balik tersebut yang harus dijaga agar tidak ada yang dirugikan dnmerugikan. Tidak hanya udara yang sejuk, kebersihan dikompleks AURI juga sangat terjaga, tiap pagi petugas kebersihan tampak menyapu setiap sudut jalan dan membakar sampah daun-daun yang berguguran. Hal tersebut juga merupakan alasan mengapa jalan di kompleks ini sering dilewati pengendara, lewat dari jam 09.00 WIB sepanjang jalan menuju Adi Suciptp ini sudah tidak terlihat sedikitpun sampah. Karena petugas kebersihan LANUD bekerja membersihkan jalan tersebut dari pukul 06.00 WIB dini hari. Agar kenyamanan pengendara tetap terjaga saat melewati kawasan Angkatan Udara tersebut.

Kamis, 04 Agustus 2011

Hujan dan Kabut asap, akibat kerusakan lingkungan

Cuaca dingin ditutupi dengan kabut asap di Riau, Pekanbaru khusunya, hari kamis (4/8/2011) pagi membuat aktivitas masyarakat terganggu. Kabut asap yang terjadi belakangan ini adalah akibat kerusakan lingkungan. Dan tanpa kita sadari, kerugian yang kita rasakan seperti tadi pagi merupakan ulah kita yang tidak mau menjaga kelestarian lingkungan. Pembakaram lahan gambut,sampah, serta lahan hutan membuat asap berkumpul diudara da membuat polusi, ditambah lagi turunnya hujan yang berskala cukup deras. Semakin mengepullah seluruh komponen yang dampaknya sangat negatif bagi manusia. Tadi pagi sekitar jam 08.30 WIB di Jalan Jendral Sudirman hanya udara dingin dan kabut asap yang terasa, namun setelah memasuki kompleks AURI, hujan benar-benar tidak bisa kompromi. Sepanjang jalan Adi Sucipto hingga Panam diguyur hujan yang sangat deras hingga siang ini.

Hujan bukanlah komponen terbesar dalam kerusakan lingkungan, tetapi kebakaran lahan gambut, sampah, ataupun kebakaran hutan yang menjadi sumbernya, dan apabila setelah adanya pembakaran lalu diguyur dengan hujan yang sangat deras,maka udara yang kita hirup tidak bagus lagi untuk kesehatan. Karena gabungan antara kabut asap dan air hujan akan membentuk senyawa kimia yang dapat mencemarkan udara yang tidak bagus untuk kesehatan pernafasan manusia. Akibatnya udara memburuk, dan merugikan kita yang braktivitas diluar ruamh. Mau tidak mau kita harus membawa perlengkapan sebelum keluar rumah seperti, jaket, sarung tangan, dan masker. Agar pernafasan kita tidak terganggu saat berkendara. Hal yang kita alami pada pagi hari ini, bukan semata-mata karena Tuhan menurunkan hujan,tapi hal tersebut merupakan sebuah peringatanbagi kita agar lebih perhatian terhadap lingkungan. Terutama sekali jangan membakar lahan dan sampah. Menggunakan cara yang lebih aman dan terkendali, itu lah yang harus kita lakukan sebgai manusia yang berfikir. Yang nantinya tidak hanya kita yang mendapatkan manfaatnya, tetapi semua orang.

Pekanbaru Berkabut Dingin

Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Indonesia, perkiraan cuaca di kota yang ada di Indonesia khususnya Pekanbaru hari ini, Jumat, 05 Agustus 2011, mengalami hujan ringan dengan suhu 21- 30 oC dan kelembapan 56- 97 %. Dan diperkirakan bahwa besok, Sabtu, 06 Agustus 2011 cuaca di Pekanbaru kembali cerah. Namun, jika dilihat kondisi pagi ini, Pekanbaru tidak mengalami hujan ringan hanya saja cuaca yang cukup mendung dan berembun serta udara yang sangat dingin. Jika dibandingkan dengan cuaca kemarin, hampis sama persis dengan udara yang sangat dingin. Kemarin hujan mengguyur Pekanbaru dan sekitarnya sejak pagi hingga sore hari. Dan hari ini, kondisi cuaca mendukung aktivitas masyarakat untuk melakukan aktivitas seperti biasanya.

Untuk mengembalikan suhu normal suatu daerah seperti Pekanbaru, harus diperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Kenaikan suhu rata-rata bergantung pada kondisi alam dan lingkungan yang stabil. Kabut asap juga tidak seperti hari-hari sebelumnya, matahari condong terlihat menyinari tiap sudut kota. Namun kemacetan yang tidak terhindarkan lagi selama bulan ramadhan ini, jam-jam masuk kerja dan jam-jam pulang kerja serta saat menunggu buka puasa merupakan titik kemacetan yang luar biasa. Tetapi, dua hari belakangan ini, semenjak Pekanbaru dilandan cuaca yang tidak stabil kemacetan sedikit berkurang dibanding biasanya. Hal tersebut karena masyarakat enggan beraktivitas diluar rumah mengingat cuaca yang sangat dingin. Kondisi buruk lingkungan sangat berpengaruh bagi suhu rata-rata cuaca. Sebab, lingkungan memeliki fungsi untuk menyaring udara yang sudah tercemar dan baru kemabali melepaskan udara bersih yang bagus untuk kesehatan manusia. namun, dampak buruk langsung kita rasakan yaitu menghirup udara yang tidak bersih karena lingkungan sudah dirusak, akibatnya cuaca memburuk dan manusia dan makhluk hidup lainnya kerugian.