SINYULONG yang akrab dikenal dengan nama buaya (Tomistoma schlegelii).Sinyulong merupakan istilah buaya dalam bahasa daerah. Satwa ini merupakan salah satu satwa yang ada di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu. Secara ilmiah, satwa meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae. Buaya pada umumnya, ia menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska (hewan bertulang lunak) dan crustasea(kerang-kerang) bergantung pada spesiesnya.
Satwa yang satu ini, sering kita jumpai disekitar kita. Karena ukuran buaya ikan cenderung lebih kecil. Reptil ini menjadi alternatif para pecinta reptil untuk dijadikan hewan peliharaan dirumah.
Tahukah bahwa Buaya merupakan hewan purba yang hanya mengalami sedikit perubahan evolusi semenjak zaman dinosaurus. Boleh dikatakan, buaya yang ada saat ini dengan yang ada pada zaman dinosaurus dulu relatif tidak berubah.
Seperti buaya pada umumnya, memiliki ciri-ciri yang hampir sama. Namun, yang membedakan buaya Sinyulong dengan jenis buaya lainnya adalah moncongnya yang relatif sempit. Dan hal yang miris, bahwasanya buaya di Indonesia sudah masuk kategori wajib konservasi. Ada empat jenis buaya yang ada di Indonesia, yakni buaya irian (Crocodylus novaeguineae), buaya muara (C porosus), buaya siam (C siamensis), dan buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii) merupakan satwa yang dilindungi oleh undang-undang berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.(melati-gsj/dac)
0 komentar:
Posting Komentar