Senin, 22 Oktober 2012

Askul Tinjau Lokasi Penanaman Jelutung

SELASA (11/7) lalu Green Student Journalists (GSJ) mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) khususnya di Resort Bukit Batu.
Selain GSJ juga hadir tiga orang Jepang, dua dari pihak Askul yakni Shunichiro Azuma dan Hideshi Kitamura serta satu dari pihak Asia Pulp and Paper (APP) Jepang yakni Koichi Morizumi. Sebagai konsumen produk APP pihak Askul ini bertujuan untuk melihat lokasi penanaman Jelutung yang ditanam di Resort Bukit Batu sejak November tahun lalu.
Menurut Johannes Koto, Forest Conservation Sinarmas Forestry penanaman jelutung yang dilakukan oleh Sinarmas dan Kelompok Masyarakat Peduli Hutan (KMPH) ini merupakan simbiosis mutualisme.
“Jelutung ini ditanam bertujuan untuk membantu masyarakat setempat juga, jadi di sini kita mengharapkan masyarakat nantinya juga bisa mengambil manfaat dari jelutung ini sehingga masyarakat tidak perlu merambah hutan,” ungkap Johanes Koto.
Jelutung ini sendiri bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti getahnya bisa digunakan untuk kosmetik atau kayunya bisa digunakan untuk batang pensil. Untuk menuju lokasi penanaman jelutung tersebut digunakan speed boat, karena lokasi penanaman berada di tepi sungai yang ada di sekitar cagar biosfer Bukit Batu.
Berdasarkan keterangan dari Syamsudin, Ketua KMPH luas dari masing-masing lokasi tersebut antara lain, lokasi pertama memiliki luas 0,375 hektare sementara lokasi kedua seluas 0,75 hektare. Sedangkan lokasi ketiga memiliki luas 2,25 hektare dan lokasi keempat memiliki luas 3 hektare. Jelutung-jelutung tersebut ditandai dengan batang kayu bercat merah disebelahnya.
Dari ke empat lokasi penanaman tersebut memiliki perbedaan antara lokasi yang satu dengan yang lainnya. Jelutung yang ditanam pada lokasi pertama dan kedua tampak tidak terlalu subur, bahkan juga ada beberapa yang mati. Berbeda dengan jelutung di lokasi keempat yang tampak cukup subur.
“Memang terlihat perbedaan yang signifikan, karena jelutung memang biasanya tumbuh subur di tanah rawa yang sedikit lebih basah. Dan dari lokasi-lokasi tersebut pada lokasi keempat tanahnya memang lebih basah dibandingkan yang lainnya,” ungkap Iwan Setiawan dari Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI) yang juga ikut bersama rombongan.
Lokasi terakhir (lokasi empat, red) tersebut ditanam pada akhir Juli lalu. Pada lokasi keempat ini jelutung ditanam dengan jarak antar tanaman seluas 5x3 meter. (afra-gsj/dac)


0 komentar: