MERAUP RUPIAH DARI SILAIS DAN BAUNG
Ikan selais dan baung dapat dimanfaatkan sebagai komoditi. Kedua jenis ikan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai komoditas ekonomi. Masyarakat Desa Tamiang Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis dan Desa Tasik Betung Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak, melihat potensi tersebut sebagai penambah pendapatan mereka. .
Sosialisasikan Cagar Biosfer Lewat Blog
CAGAR Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CB GSK-BB) kini juga disosialisasikan melalui media internet. Tentunya di era kemajuan teknologi ini akses tercepat untuk mendapatkan informasi adalah melalui internet.
Tingkatkan Program Budidaya di Cagar Biosfer'
Suatu kawasan akan mempunyai kontribusi bagi manusia, apabila budidayanya baik. Karena dengan adanya budidaya itulah suatau kawasan dapat berkembang. Demikian halnya yang dilakukan oleh Sinarmas Forestry (SMF) terhadap Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB).
Riau Miliki Pengolahan Air Gambut Terbesar
BUKITBATU (RP)- APAG 60 atau Alat Pengolaan Air Gambut 60 yang dipasang di Tanjungleban, Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau merupakan alat pengolahan air gambut terbesar di Indonesia
SAM KEHUTANAN RESMIKAN SEKRETARIAT CAGAR BIOSFER
GSKBB - Staf Ahli Menteri (SAM) Kehutanan Dr Agus Mulyono meresmikan pemakaian Sekretariat Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (GSKBB).
Jumat, 18 November 2011
Buaya Muara di Distrik Bukit Batu
Mengenal Tasik Betung
Serindit Penghuni GSK-BB
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CB-GSKBB) merupakan cagar biosfer pertama di Riau. Menyatukan dua kawasan konservasi, yaitu Giam Siak Kecil dan Bukit Batu. Cagar biosfer ini telah menjadi warisan Riau untuk dunia. Namun sejauh mana Anda mengetahui keberadaan CB GSKBB tersebut?
Jika jawabanya belum banyak atau bahkan masih ada yang belum tahu sama sekali tentang Cagar Biosfer GSK-BB, wah, sayang sekali. Padahal UNESCO telah menetapkan Cagar Biosfer ini sebagai bagian dari warisan alam dunia, dan terletak di Riau, pasti sebagai orang Riau, ini menjadi kebanggaan kita. Namun, jika tidak tahu sama sekali wah, sebagai masyarakat Riau, harusnya kita malu.
Namun, tidak perlu khawatir sebab saat ini CB GSKBB sudah hadir dalam bentuk online, sekarang kita bisa tinggal membuka blog mengenai cagar biosfer ini, dengan alamat blog:
www.cagarbiosfergiamsiakkecilbukitbatu.blogspot.com
Dalam blog ini, kita bisa mengetahui cagar biosfer ini lebih banyak lagi. Mulai dari lahirnya Cagar Biosfer GSK-BB, kekayaan alam yang terdapat di dalamnya dan kronologis pembentukannya hingga menjadi cagar biosfer. Pada blog ini juga kunjungan-kunjungan dan penelitian-penelitian dari berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, blog ini juga memberikan informasi kepada kita tentang perkembangan-perkembangan terbaru seputar cagar biosfer GSK-BB.
Jadi tunggu apa lagi? Jangan sampai kita sebagai masyarakat Riau masih belum tahu mengenai kekayaan alam yang luar biasa ini. Setiap kita pada hakekatnya adalah seorang duta. Melalui blog ini, Informasi yang kita ketahui sebaiknya segera disebarkan dan diberikan kepada orang lain. Hingga nantinya cagar biosfer GSK-BB ini nantinya menjadi dikenal, menjadi salah satu identitas kita sebagai masyakat Riau yang membanggakan. (Roby Anggriawan/gsa)

Cagar Biosfer Itu Bernama Giam Siak Kecil – Bukit Batu
Data dan fakta tentang kawasan hutan yang terletak di antara Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak ini semakin menebalkan semangat para peneliti dan kelompok pelestari. Artinya Sumatera khususnya Riau masih memberikan harapan untuk menerapkan konsep-konsep pelestarian. Hutan yang menyumbangkan warna hijau yang tebal dan acak itu berada di dalam dua kawasan lindung rawa gambut, Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil dan Bukit Batu. Warna hijau itu terpisahkan oleh warna hijau yang memuda, kawasan hutan produksi yang kemudian ditetapkan menjadi kawasan pelestarian oleh Sinarmas Forestry.
Ketiga kawasan, Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Suaka Margasatwa Bukit Batu, dan kawasan konsesi perhutanan Sinarmas Forestry, bila digabungkan akan membentuk hamparan hutan seluas 178.722 hektare atau kira-kira 2,7 kali luas Provinsi DKI Jakarta. Upaya sekecil apapun untuk mengkonservasi dan menghindari deforestasi hutan rawa gambut akan sangat berarti, walaupun pengalaman menunjukkan bahwa pengelolaan kawasan konservasi tidaklah mudah. Oleh karena itu perlu pendekatan yang tepat untuk pengelolaan SM Giam Siak Kecil dan SM Bukit Batu. Pengembangan kedua SM dan areal sekitarnya sebagai Cagar Biosfer dipandang merupakan pendekataan pengelolaan yang paling tepat. Pada tahun 2006, Sinarmas Forestry mengusulkan gabungan ketiga kawasan tersebut kepada pemerintah untuk menjadi Cagar Biosfer di Provinsi Riau.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya Cagar Biosfer Giam Siak Kecil - Bukit Batu ditetapkan dalam sidang MAB (Man and the Biosphere) - UNESCO di Jeju, Korea Selatan, 26 Mei 2009 lalu. GSK-BB adalah satu dari 22 lokasi yang diusulkan 17 negara yang diterima sebagai cagar biosfer.
Tahun ini adalah tahun kedua setelah penetapan Giam Siak Kecil – Bukit Batu menjadi cagar biosfer, masih banyak yang harus dilakukan. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, pengelolaan kawasan harus dilakukan bersama antara pemerintah, swasta, dan komunitas sesuai dengan area yang dikelolanya dan kompetensinya. Status cagar biosfer bukan merupakan tujuan akhir, melainkan awal dari kerja besar yang menanti. (risky ade maisal)
