Rabu, 21 September 2011

Keanekaragaman Hayati GSK-BB

Hutan rawa gambut memang menjadi primadona di cagar biosfer giam siak kecil-bukit batu. Namun, sadarkah kita begitu banyaknya kekayaan keanekaragaman hayati yang terdapat didalamnya. Sejauh ini, keanekaragaman hayati yang ada di cagar biosfer sudah menjadi aset yang patut kita banggakan sebagai masyarakat Riau. Sebab, begitu banyak jenis tumbuhan dan pohon yang beraneka ragam yang tumbuh menghiasi lahan seluas 705.279 Ha tersebut.

Keanekaragaman Hayati Suaka Margasatwa Bukit Batu dari hasil survey LIPI menunjukan terdapat bermacam jenis pohon berkayu di areal inti seperti kempas (Koompasia malacensis), Meranti batu (Shorea uliginosa), Meranti bunga (Shorea teymanniana) Punak (Tetrameristra glabra), Durian burung (Durio carinatus), Bintangur (Calophyllum soulatri) )jika ingin mencoba tracking kita bisa melihat jenis tanaman yang masuk daftar red list IUCN yaitu Ramin (Gonystilus bancanus ) protected, kantong semar (Nephentes spp).

Dari berbagai keanekaragaman hayati yang paling dominan adalah tanaman ramin. Selain menjadi tanaman yang masuk daftar red list IUCN, ramin merupakan tanaman yang paling mudah dijumpai jika kita berkunjung ke cagar biosfer GSK-BB. Beragam jenis tanaman yang tumbuh menjadi aset yang harus kita jaga. Maraknya ilegal logging memang menjadi sebuah motivasi bagi kita untuk berupaya menjaga keanekaragamn hayati yang terdapat di Giam Siak Kecil-Bukit Batu.

Selain pohon-pohon besar yang menjulang tinggi, kita juga akan menjumpai kantung semar dan jamur yang banyak tumbuh di kawasan cagar biosfer. Suburnya tanaman di kawasan tersebut didukung oleh kondisi fisik alamnya yang tropis dan dekat dengan sumber air. Banyak sekali manfaat dari tanaman tersebut, selain digunakan sebagai penopang produksi kertas dari kayu yang dihasilkan, juga difungsikan sebagai penyerap air dan sebagai rumah bagi masyarakat yang tinggal di Giam Siak Kecil-Bukit Batu tersebut.

0 komentar: