Kamis, 14 April 2011

Upaya Evakuasi dan Translokasi Penyelamatan Macan Dahan

Kronologis Penemuan
Dumai, 21 Oktober 2010.  Pak ikhsan seorang petani hendak pergi ke ladang untuk melakukan rutinitasnya berkebun, seperti biasa setibanya dilokasi beliau selalu mengontrol  hewan ternak peliharaannya yaitu ayam jago kesayangnya, tidak seperti biasanya ayam miliknya ini tidak bersuara “berkokok” layak perilaku ayam pada umumnya, segeralah beliau mencoba mendekat dan melihat kondisi kandang untuk memastikan sebenarnya apa terjadi, ketika beliau memfokuskan penglihatannya ke dalam kandang dia tekejut! melihat seekor kucing besar  ukuran sebesar anjing dewasa berada didalam berwarna abu dengan corak tutul hitam, sang pemillik kandang pun panik dan bingung apa yang harus dilakukan, kemudian informasi ini beliau sampaikan ke rekan-rekan lainya dan salah satu dari mereka mencoba berinisiatif melaporkan kejadian ini ke YPHS (Yayasan Pelestarian Harimau Sumatera) dumai. Setelah mendapat berita tersebut Tim YPHS segera menuju ke lokasi kejadian dan mengevakuasi satwaliar tersebut untuk diselamatkan. Jenis satwaliar liar itu adalah Macan Dahan Neofelis diardi diardi. Tim menyampaikan informasi  kepada masyarakat sekitar bahwa hewan ini adalah satwaliar dilindungi dan jika mengalami hal seperti ini lagi tindakan yang tepat adalah segera melaporkan kepada pihak terkait dalam hal ini  BKSDA dan YPHS.

Diskripsi
Macan dahan sumatera Neofelis diardi atau lebih sering  disebut dengan  macan dahan merupakan salah satu anggota kucing besar selain singa, harimau, macan tutul, jaguar dan cheetah. Sebagaimana harimau dan macan tutul, macan dahan termasuk satwa langka yang dimiliki indonesia. Yang paling unik teryata macan dahan memiliki taring yg terbesar dan terpanjang hingga 2 inci diantara bangsa kucing lainnya. Semula macan dahan Sumatera Neofelis diardi dimasukkan dalam satu spesies dengan Macan Dahan Neofelis nebulosa yang terdapat di daratan Asia. Namun berdasarkan penelitian para ahli, sejak 2007 macan dahan Sumatera dikategorikan sebagai spesies tersendiri yang berbeda dengan saudaranya yang berada di dataran Asia. Macan dahan Neofelis diardi terdiri atas du sub spesies yaitu macan dahan borneo Neofelis diardi borneensis yang hidup dipulau kalimantan dan macan dahan sumatera  Neofelis diardi diardi yang hidup dipulau sumatera indonesia. Macan Dahan Borneo Neofelis diardi borneensis maupun Macan Dahan Sumatera Neofelis diardi diardi merupakan binatang nokturnal yang biasa melakukan perburuan di malam hari. Mangsa Macan Dahan meliputi aneka satwa liar mulai dari kera, rusa, ular, dan mamalia kecil lainnya. Habitat Macan Dahan mulai dari hutan pantai, rawa-rawa hingga pegunungan dengan ketinggian mencapai 3000 mdpl. Macan Dahan menghuni hutan-hutan dengan pepohonan yang lebat.

Status Konservasi
Macan Dahan Sumatera termasuk binatang yang langka dan terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, dimasukkan dalam status konservasi “Terancam Punah” (Endangered). Juga diklasifikasikan dalam Apendix I oleh CITES. Populasi Macan Dahan Sumatera Neofelis diardi diardi lebih memprihatinkan, sekitar 3.000 hingga 7.000 ekor. Langkanya Macan Dahan ini lebih disebabkan oleh berkurangnya hutan sebagai habitat tempat tinggal dan berburu mereka akibat kebakaran hutan maupun pembalakan liar. Selain itu juga dikarenakan oleh perburuan yang dilakukan manusia untuk mengambil kulit dan taringnya. Macan Dahan Borneo dan Sumatera, pemilik taring terpanjang yang baru teridentifikasi sebagai spesies baru pada tahun 2007 kini telah terancam kepunahan. Apakah spesies endemik pulau Kalimantan dan Sumatera ini teridentifikasi hanya untuk punah dan hanya meninggalkan sebuah nama?

Upaya Penyelamatan
Riau memiliki hutan alam rawa gambut seluas  178.000 ha didalam terdapat 2 status kawasan konservasi yaitu Suaka Margasatwa membentuk lansekap yang solid sebagai jalur teritorial satwaliar didalamnya, memiliki  kebutuhan pendukung habitat satwaliar antara lain  sumber air, hewan buruan bagi satwa predator seperti babi hutan, napu, primata dan tegakan-tegakan pohon penghasil buah. Kawasan itu adalah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil – Bukit Batu  BKKSDA YPHS, dan Flagship Conservation – Sinarmas Forestry merekomendasikan area inti Cagar Biosfer dijadkan sebagai kawasan pelepasliaran/ relokasi bagi satwaliar termasuk macan dahan yang tertangkap. Proses evakuasi mengikuti prosedur dengan mengutamakan keselamatan baik tim maupun satwaliar tersebut dimana aksesbilitas melalui sungai bukit batu mengunakan perahu kayu “pompong” dengan jarak tempuh 2jam, hingga tiba dilokasi tim segera melakukan pelepasliaran dengan teknik catrol up door  dengan tujuan keselamatan,  kedua sisi dekat pintu keluar dipasang 2 camera trap untuk dokumentasi dan akhirnya proses pelepasliaran itu berjalan dengan lancar.

0 komentar: