Jumat, 18 November 2011

Survei Potensi Perairan dan Identifikasi Ikan

 
Sungai Giam Siak Kecil merupakan salah satu kajian potensi perairan dari perairan yang ada di provinsi Riau, sebelumnya telah dilakukan penelitian di perairan sungai Tapung, Mandau dan Siak. Terdapat 4 lokasi yang dijadikan lokasi sampling yaitu Tasik betung, Tasik Serai, Tasik Katialau dan Tasik air hitam, setiap lokasinnya terdapat 4 stasiun pengamatan. Adapun parameter dalam pengambilan sampling antara lain, identifikasi jenis ikan, pengukuran kualitas air berupa kedalaman, lebar, kecerahan, pH, keasaman, kandungan oksigen, bentos, sedimen, plankton, Warring atau pengukuran serasah, dan nomurator atau responden nelayan.
Dalam  survei potensi perairan dan identifikasi ikan di GSK-BB ini digunakan beberapa metode. Pertama, identifikasi ikan mulai dari pendataan jenis-jenis ikan, identifikasi pakan alami melalui bedah organ pencernaan, dan pemberian cairan formalin untuk analisa laboratorium. Kedua, pengukuran kualitas air dengan pengambilan sampling tanah dalam tasik, air, sedimen yang kemudian diformalin untuk mengetahui kadungan mikrorganisme, plankton, oksigen dan tingkat keasaman melalui analisa.
Ketiga, metode warring atau perangkat jaring yang di pasangkan pada tegakan vegetasi sekitar inlet tasik, digunakan sebagai alat pengambilan sampling serasah yang ditinggalkan selama 3 s/d 4 bulan, kemudian dianalisa untuk mengetahui kandungan karbon. Dan keempat, nomurator istilah nelayan yang berada disekitar tasik yang dijadikan responden untuk bisa membantu dalam pengambilan sampling ikan selama 3-4 bulan difasilitasi alat bantu ember dan formalin untuk penampungan ikan.
Hasil kegiatan sampling  tahap pertama  di empat lokasi Tasik yaitu Serai, Betung, Katialau, Air hitam berdasarkan parameter pengukuran terdapat berbagai jenis ikan antara lain Tapah dengan nama latin wallago attu, Gabus, Toman dengan nama latin channa spp, Serandang, Buju, Baung, Kepar dengan nama latin ballontia hasseltii,Tembakang, Pantau, Sepat mutiara, Selais dengan nama latin kriptoterus macrocepalus, dan lainnya. Pada penelitian ini juga diketahui ph air, kedalaman dan kekeruhan air, hingga vegetasi sekitar.
Melihat kondisi perairan sungai siak kecil melalui karakteristik setiap tasik-tasik dan kearifan masyarakat terhadap pemanfaatan sumber protein akan memberikan nilai positif bagi kelangsungan hidup dan ketersediaan sumber perikanan. Di satu sisi masyarakat tidak mengeksploitasi sumber protein, terbukti dengan tetap menerapkan penggunaan alat tangkap sederhana seperti bubu, lukah dan kajur, namun kondisi sungai dan tasik terpengaruh oleh pasang surut air laut ketika musim kemarau beberapa tasik mengalami kekeringan terakhir terjadi pada bulan Maret 2009, kondisi ini sangat mengkhawatirkan terhadap habitat ikan, yang seharusnya ikan mencari daerah lebih dalam (lumbung) untuk memijah, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk panen raya sehingga ketersediaan ikan bisa terancam. Kesimpulan dari kegiatan ini merekomendasikan beberapa tasik yang nantinya dijadikan sebagai suaka perikanan berfungsi sebagai daerah lindung untuk tempat pemijahan dan perkembangbiakan ikan dimana ketika musim kering terjadi daerah tersebut bisa mendukung ketersediaan ikan. (risky-gsj/new)


0 komentar: